Sunday, October 27, 2013

Rindu dengan Kamu yang Dulu

Aku mengenalmu sudah cukup lama. Dari mulai kamu yang biasa hingga seperti yang sekarang ini. Kamu tahu? Kamu berbeda, kamu nggak seperti kamu yang dulu. Aku jadi malas mengenalmu. Tapi entah kenapa kamu selalu saja menjadi yang terbaik dalam benak pikirku. Aku sulit sekali move on, walau sudah kutemukan calonnya. Kamu masih menjadi yang terindah dan sulit tergantikan, walau sebenarnya sulit tuk mengenalimu lagi.

Kamu jauh, benar benar jauh dari kamu yang dulu. Kalau dulu aku mengenalmu sebagai negeri yang hijau, kini kamu tak lebih dari gundukan sampah dan kepulan asap dilangit pagimu. Bintangmupun mulai memudarkan sinarnya dan serangan mentari lebih menyengat dari biasanya.

Aku rindu dengan kamu yang dulu. Benar-benar rindu. Rindu ketika hanya ada aku dan kamu, dengan hijaunya dirimu dan peluhku yang menggantikan embun. Juga ketika jahe, kedelai dan beras menjadi teman keseharian kita. Selalu menyuapi kita dengan penuh kasih juga harapan.

Sayangnya mereka harus pergi meninggalkan aku dan kamu. Hingga kita harus mencari teman-teman baru diluar sana. Teman yang hanya memberikan kenyang tapi tak senang.

Kini banyak yang mengais kebahagiaanmu, menggerogotimu, menghancurkanmu, merongrong dirimu. Tapi kenapa kamu hanya diam saja? Seakan hanya membiarkan segalanya berlalu. Apa kau sudah melupakanku? Dengan janji kita tuk saling menjaga. Atau mungkin aku yang terlalu egois terhadapmu. Membiarkanmu sengsara hingga termakan fana. Terus ini salah siapa? Aku, kamu atau mereka? maafkan aku jika aku mendatangkan mereka dan malah menyakitimu. Aku tak tahu jika akhirnya akan seperti ini. Aku memang terlalu bodoh jika harus mengia ngira. Maafkan aku.. Maafkan aku yang lupa dan membunuh anak-anakmu, memakan bangkai ayahmu, menumpuk puntung ditengah nadimu. Maafkan aku, maafkan aku..

Meskipun kini hatiku terpaut dengan dunia baru. Tapi cintaku padamu takkan tergantikan. Negeriku izinkanku pergi tuk kembali membenahimu. Mengembalikan senyummu ditengah kepulan debu dan uang haram pemerintahmu. Negeriku, kamulah yang kusebut surga dunia. Segalanya ada pada dirimu, hingga berat rasanya tuk meninggalkanmu. Aku mencintaimu. Tunggulah hingga saatku tiba, menggenggam tanganmu dan menuntunmu diusiamu yang mulai renta ini. Terima kasih atas segalanya Indonesiaku..

No comments:

Post a Comment