Kamu, yah kamu. Siapa lagi? Kamu yang dulu tak mengenaliku kini duduk bersebelahan denganku. Tanpa ada alasan tanpa ada paksaan, hanya naluri perasaan yang menuntun.
Entahlah, aku juga tak tahu kenapa kamu mau duduk disebelahku. Padahal aku hanyalah aku. Aku bukan jawara kelas, bukan juga hartawan, apalagi rupawan. Aku serba kekurangan, tapi kamu mau duduk menemaniku. Menerima diriku.
Apakah aku berlebihan? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Tergantung orang memandang tentunya. Pokoknya inilah aku dan kamu mau menerimanya. Terima kasih, kuharap kamu bisa terus bersanding denganku. Walau suatu saat nanti kau tahu keburukanku.
No comments:
Post a Comment