Sunday, July 9, 2017

UNTITLED

Suatu ketika aku pernah berjalan lurus pada sebuah tatanan batu. Kulangkahi satu persatu dengan tabahnya. Ketika ada yang rusak aku perbaiki. Terus seperti itu.

Suatu saat pula aku terlalu capek untuk memperbaiki dan cenderung menerima apa yang aku dapat. Sehingga membuat tatanan batu yang dulu aku buat jadi jalanan kosong tak berisi. Aku tak sempat meninggalkan kesan dan hanya meninggalkan bekas. Aku mulai masuk dikehidupan baru yang jauh dengan masa masa aku berjuang dulu. Kini aku jadi air, mengalir mengikuti arus dan belum menemukan hilir.

Aku selalu mengalir, berjalan mengikuti waktu tanpa tahu apa yang aku tuju. Seperti aku kehilangan diriku sendiri. Hingga aku bertemu seorang wanita yang  dengan senyum hangatnya memperhatikanku. Diam diam mendoakanku. Dan dia sangat mendukung aku untuk kembali ke aku yang dulu. Aku yang selalu berjuang pada apa yang aku mau. Itu yang selalu dia inginkan. Dia bahkan gak peduli dengan dirinya sendiri.

Dia yang merubahku, dengan senyum polosnya pula dia berhasil meluluhkan kerasnya hatiku. Dia pula yang berhasil membuka hatiku agar lebih peka dan lebih jadi orang yang penuh kasih sayang.

Kadang aku merasa bersalah dan takut membuatnya kecewa. Meskipun tanpa kusadari aku sering mengecewakan dia. Dan kau tau? Bukannya dia menjauhiku, tapi dia dengan tetesan air matanya datang berusaha mengingatkanku. Suaranya yang terseduh seduh merangkai kata yang kiranya bisa aku cerna. Aku gak nyangka jika malam itu bakal jadi malam yang panjang dengan masalahku. Dia yang biasanya tak banyak omong, malam itu dia ungkapkan semuanya. Serasa ada bom yang barusan meledak didepanku.

Dia hebat, benar benar luar biasa. Aku kagum dengan dirinya, perangainya, kebaikannya. Dan kini meskipun pelan aku mulai merangkai jalanku sendiri. Kembali, aku memulai perjalanan baru yang pernah kutinggalkan. Tapi kini dengan tujuan yang lebih pasti.

Meskipun aku tahu kalo suatu saat nanti pasti bakal ada masalah - masalah lagi yang bakal menimpaku. Dan mungkin bakal merusak rencanaku. Tapi entah kenapa aku merasa harus siap. Meskipun pula aku tau kalo kelak dimasa depan aku dan dia ditakdirkan bersama atau tidak, yang penting aku ingin bahagia bersama dia saat ini.

Terima kasih Tuhan atas nikmat yang engkau berikan selama ini. Semoga aku bisa menjaga dan memanfaatkan nikmat-Mu ini dengan sebenarnya. Dan tolong lancarkanlah jalanku juga jalan dia. Amiinnn...

No comments:

Post a Comment